Jejaring sosial, BUAT POSTINGAN – Sebuah video telah beredar menunjukkan seorang siswa sekolah dasar marah pada keluarganya. Ia nekat melempar barang ke rumahnya karena meminta sepeda motor Yamaha Aerox.
Video tersebut pertama kali diunggah melalui akun Facebook Barbara Iting Suriting ke grup Facebook SaSadu (Radar Netizen Bandung).
“Saya mau motor, saya marah.
Dee, ibu yang malang. Coba sesekali, Dede bantu cari duit biar tau gimana susahnya cari duit.” tulis akun di deskripsi unduhan.
Perekam video melaporkan bahwa anak yang mengamuk dalam video itu adalah siswa SMPS 13, tetapi tidak menyebutkan nama daerahnya.
Video tersebut memperlihatkan keadaan rumah anak yang porak poranda seperti kapal yang karam. Dia mengamuk dan membanting barang-barang di rumahnya karena orang tuanya tidak mengabulkan keinginannya.
Pada saat yang sama, anak itu tampak berbaring di tempat tidurnya, menutupi wajahnya dengan bantal. Panitera melaporkan bahwa bocah itu meminta untuk membeli sepeda motor Aerox.
“Gurunya adalah siswa SMA yang marah dan meminta sepeda motor Aerox. Lihat, rumahnya diatur seperti ini (kotor),” kata seorang pria berbahasa Sudan.
Melihat kelakuan anaknya ini, sang ibu hanya bisa menangis. Dia pasti sangat kecewa dengan kelakuan anaknya.
Menurut bocah itu, dia ingin membeli sepeda motor agar tidak lagi harus berjalan kaki. Ia ingin seperti anak-anak lain yang memiliki sepeda motor.
Dia mengatakan ini sambil melemparkan barang yang dia pegang. Sang ibu pun berusaha memperingatkan anaknya untuk tidak membanting barang lagi.
Sebuah video seorang siswa sekolah dasar yang meminta orang tuanya untuk membelikan sepeda motor Yamaha Aerox yang nekat melempar barang ke rumahnya membuat netizen kesal.
Mereka juga merasa kasihan kepada orang tua mereka yang sedih melihat tingkah laku anaknya ketika mereka mau. Tonton videonya di sini.
Devi Utari: “Sayang sekali kita tidak memiliki teh ala Paiunken di zaman Ayena,,,Saya sangat sedih untuk memberitahu Anda tentang hal itu,,,kita sudah punya makanan, kita sudah beruntung 🙏🏻”
Ell : “Tipis lima di sakolakeun ku kuno padahal aku bersyukur, itu hanya masalah menjadi kuno ya, tidak apa-apa.”
Isti Prativi, “Wah…. bersyukur atas kesempatan makan sacola alus…
Pergi ke Aerox, mahatuh mun geus hawe.”
BACA JUGA: Karena rumitnya persinyalan di desa, bocah ini marah besar, dia tidak mau pulang bersama keluarganya
Kurotul Devi, Astagfirullah haladiim. Lembutkanlah hati seorang anak. ”